Minggu, 25 Agustus 2013


Mother On Duty

Melewati “menikmati” masa tumbuh si kecil karena harus bekerja menjadi kesedihan dalam jiwa ibu. Jangan lantas menyesalinya dengan memberi anak semua yang diinginkannya, bisa-bisa membuat keadaan menjadi runyam.


Ketika keinginan untuk berkarir dan kebutuhan yang semakin mendesak, Anda terpaksa meninggalkan si kecil dirumah. Jiwa seorang ibu terasa menyalahkan dan menyesali diri sendiri saat Anda menjalani pilihan untuk bekerja. Kadang karena itu, para ibu justru memanjakan anaknya karena merasa kasihan. Tanpa sadar, anak menjadi beralih mengendalikan orangtuanya. 


PERAN GANDA
Pada hakekatnya, seorang ibu mempunyai tugas utama yaitu mengatur urusan rumah tangga termasuk mengawasi dan membimbing anak-anak. Apalagi bila anak masih balita, pasti Anda tidak tega meninggalkannya. Anak berusia dari 0-5 tahun memang sangat bergantung pada ibunya. Selain belum dapat makan dan mandi sendiri, begitu pula pada pembentukan kepribadiannya juga masih membutuhkan bantuan dari orangtua dan lingkungan. Sedianya anak belajar dari orang-orang disekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan sangat penting. Anak yang dibesarkan di lingkungan kasar, akan menumbuhkan sikap keras dan suka memukul nantinya. Sehingga bila harus dititipkan pada pembantu maka orangtua harus tahu betul bahwa pembantu tersebut mampu membimbing anak dengan baik.


Masih terdokrin di masyarakat, kalau ibu yang bekerja tidak memperdulikan anak dan akhirnya dipandang sinis. Jangan berkecil hati dan terima setiap masukan dengan lapang dada. Jadikan kritikan menjadi cambuk untuk bersemangat bekerja dan membagi waktu dengan anak.


Vera Itabiliana, Psi menyatakan tidak semua ibu bekerja berdampak negatif, seorang anak yang ditinggalkan bekerja ibunya dapat belajar mandiri dan memahami peran wanita. Mandiri disini, anak sudah mulai memahami bahwa ibu bekerja jadi harus belajar memakai baju sendiri dan lainnya. Sedangkan bagi si ibu, dengan bekerja selain menghasilkan pundi-pundi penghasilan juga membuat terbukanya wawasan dan menambah kreativitasan. Menurut beberapa penelitian malah ibu bekerja lebih bahagia dan  lebih sehat.


KETEGASAN

Sebagai orang tua, Anda wajib menerapkan ketegasan, menjaga wibawa, mendidik anak-anak sedari kecil agar mau berusaha jika menginginkan sesuatu. Menjadi sahabat terbaik bagi anak-anak mereka, tidak harus dengan jalan memberikan semua yang diinginkan anak dan lantas tidak memarahinya bila berbuat salah.
Untuk itu maka ibu yang bekerja di luar rumah harus bijaksana mengatur waktu. Bahkan untuk yang bekerja di dalam rumahpun harus mampu membagi waktu dengan bijaksana. Secara kuantitas waktu Anda dan anak memang berkurang, manfaatkan quality time yang ada untuk menumbuhkan perasaan saling menyayangi antara anggota keluarga.
Berangkat pagi hari dan pulang pada sore bahkan kadang malam hari tetap harus meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak. Meski lelah seharian di kantor, berikan waktu untuk bercanda atau bermain, memeriksa tugas-tugas sekolah menjadi opsi yang bijak. Sebuah pengorbanan yang manis meliha anak bertumbuh menjadi pintar dan bersemangat. Bekerjasamalah dengan ayah untuk menolong Anda sehingga rumah tangga tetap terjaga harmonis.
  
Tips    


1. Ask yourself! pertanyaan yang penting ketika memutuskan pilihan untuk bekerja adalah “mengapa Anda bekerja?”. Pertanyaan satu ini yang akan memantapkan tekad Anda untuk bekerja. Apakah untuk menambah penghasilan, atau lainnya. Setelah fix, Anda tidak akan terlalu merasa bersalah pada keluarga.
2. Menghilangkan perasaan bersalah.
Kondisi yang terjadi pada hubungan ibu dan anak tergantung pada pihak yang mejalaninya. Anak yang ditinggal ibunya bekerja tidak semuanya menjadi pribadi yang negatif. Perasaan bersalah karena meninggalkan anak memang kerap muncul, tebus itu dengan memberi perhatian yang bijak dan tidak berlebihan. Tetap menunjukkan sikap tegas pada anak sehingga tidak kehilangan sikap orangtua.
3. Meet another super woman. Ketika bekerja, Anda dapat bertemu dengan perempuan-perempuan pekerja yang hebat dan tangguh yang bisa memotivasi Anda. Dapat menyerap banyak informasi yang bermanfaat untuk anak, seperti dokter anak dan sekolah yang terbaik untuk pembangunan karakter anak Anda.
4.  Bekerjasama dengan pengasuh atau keluarga yang menemani si kecil. Berikan peraturan yang ditetapkan meski Anda tidak ada di rumah. Berikan reward and punishment yang sesuai usia anak.
5. Begitu tiba di rumah, Anda dapat melepaskan semua atribut Anda sebagai perempuan karier baik pikiran maupun perasaan. Apalagi bila Anda membawa pekerjaan kerumah, ini dapat menjadi cap buruk di hadapan anak.
6. Liburan
Luangkan waktu untuk ijin untuk mengambil rapor atau bertemu dengan guru anak. Manfaatkan beberapa hari cuti untuk waktu berlibur dengan keluarga. Nikmati sepuasnya tanpa memikirkan pekerjaan, sudah pasti si kecil merasa menjadi anak paling bahagia di dunia.  


Ciao!  
Gita Carla


      

0 komentar:

Posting Komentar